Iran dan Israel AkanPerang?

HaaretzIsrael melakukan uji-tembak sebuah sistem pendorong roket dari pangkalan militer Palmachim, Rabu (2/11/2011). Kementerian Pertahanan Israel mengatakan, uji-tembak rudal itu merupakan rencanakan lama dan telah dilakukan sesuai jadwal.

TEHRAN, KOMPAS.com -
Iran melontarkan peringatan terhadap Israel, Rabu (2/11/2011). Seorang tokoh militer Iran mengatakan, negara itu akan "menghukum" setiap ancaman apapun.
"Amerika Serikat sangat menyadari, serangan militer rejim Zionis terhadap Iran tidak hanya akan menyebabkan kerusakan yang luar biasa pada rezim (Israel) itu, tetapi juga akan menimbulkan kerusakan serius terhadap AS," kata Jenderal Hassan Firouzabadi, komandan para kepala staf gabungan Iran. Demikian menurut laporan kantor berita sengah remi, Fars, seperti dikutip CNN, Kamis.
"Kami, sebagai militer, menganggap setiap ancaman, seberapa pun jauh dan mustahil, sebagai sangat nyata, dan sepenuhnya siap untuk menggunakan peralatan yang sesuai demi menghukum kesalahan apapun," tambah Firouzabadi.
Kantor berita semi resmi Iran yang lain, ISNA, menerbitkan sebuah berita dalam bahasa Inggris yang mengutip pernyataan Firouzabadi. "Para pejabat AS tahu bahwa serangan militer rejim Zionis terhadap Iran akan menimbulkan kerusakan serius untuk AS serta rejim Zionis itu." Demikian ISNA.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Israel, Rabu, mengatakan, Israel "melakukan uji-tembak sebuah sistem pendorong roket dari pangkalan militer Palmachim. Ini telah direncanakan lama oleh bagian Pengembangan (Kementerian) Pertahanan dan telah dilakukan sesuai jadwal."
Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, mengatakan, "Ini merupakan prestasi teknologi yang mengesankan dan langkah penting dalam kemajuan Israel di bidang perudalan dan ruang angkasa."
Komentar Iran dan tes rudal Israel muncul saat perdebatan publik terjadi di Israel tentang kemungkinan serangan militer terhadap republik Islam itu. Pekan lalu, koran terbesar Israel, Yedioth Ahronoth, menerbitkan sebuah laporan yang menyatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Ehud Barak mendukung sebuah serangan terhadap program nuklir Iran. Berita itu disusul sebuah laporan hari Rabu di harian Haaretz bahwa Netanyahu melobi anggota kabinetnya untuk mendukung serangan militer terhadap Iran meskipun ada sejumlah kesulitan inheren dalam operasi semacam itu. Harian itu menyebut, informasinya berasal dari seorang pejabat senior Israel, tapi tidak mengungkapkan identitas sumber mereka.
Para pejabat Israel dan AS telah menyatakan keprihatinan soal Iran yang tengah membangun senjata nuklir, meskipun Teheran membatah keras bahwa program nuklirnya untuk tujuan damai.
Adanya dua publikasi itu di media Israel menuai kritik para anggota kabinet. "Sebuah debat publik tentang hal ini tidak lebih dari sebuah skandal. Saya tidak berpikir kita pernah memiliki sesuatu seperti itu," kata Dan Meridor, wakil perdana menteri dan menteri intelijen, kepada harian Israel, Maariv. "Masyarakat memilih pemerintah untuk membuat keputusan tentang hal-hal seperti ini secara rahasia. Hak publik untuk tahu tidak termasuk perdebatan tentang hal-hal rahasia secacam ini."
Kantor Perdana Menteri Israel tidak mau mengomentari laporan-laporan dua harian itu. Kantor Netanyahu hanya meminta wartawan  untuk merujuk ke komentar dia tentang Iran pada hari Senin. Ketika itu Netanyahu mengatakan, "Kekuatan regional yang punya kontrol di Timur Tengah akan mencoba untuk memastikan mereka memiliki pengaruh lebih besar pada rejim-rejim baru, pengaruh-pengaruh yang tidak akan selalu mendukung kita atau bermanfaat bagi kita, setidaknya begitu." Netanyahu mengatakan hal itu kepada anggota parlemen Israel dalam sesi pembukaan Knesset.
"Salah satu kekuatan regional itu adalah Iran, yang terus berupaya untuk memperoleh senjata nuklir. Iran yang punya nuklir akan menjadi ancaman mengerikan di Timur Tengah dan di seluruh dunia. Dan tentu saja, merupakan ancaman, kuburan langsung bagi kita juga. Kita bekerja dan akan terus berkerja secara intens dan keras melawan mereka yang mengancam keamanan Israel dan warganya," lanjut Netanyahu

KOMPAS



Baca juga beberapa artikel terkait berikut ini :

0 komentar:

Posting Komentar